Kamis, 04 Desember 2014

SENJA YANG TERTELAN.


Senja berujung larut.
Tertelan oleh bumi ayu.
Berganti silih berganti.
Antara.
sore berujung malam.
Antara
Malam berganti esok hari.
Sampai seterusnya.
Sampai-sampai Mentari tersapu oleh awan hitam.
Kringg...kringg...kring...19x
Bunyi bel telfon dariku,
Dengan nomer baru.
lalu aku angkat telfon ku.
Halluuuu...halluu...halluu.. tuan dan puan.
Ada apa dengan gerangan?
'Aku rindu dalam suaramu" pungkas permaisuri.
lalu aku tak langsung saut menyaut dalam telfon itu.
Terdiam sejenak. Membisu.
sayup-sayup radio tetangga dengan irama akustik, menelan syair-syairku dalam penjuru desa.
Aku tak bisa lagi berucap sepata kata pun dengan permaisuri itu.
Aku bisu sekarang.
Bukan kerna senja tertelan oleh bumi ayu.
Bukan lagi mentari tersapu oleh awan hitam.
Tapi kerna irama akustik yang membungkam suara ku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar